Jumat, 13 September 2013

Adas

Adas

(Foeniculum vulgare Mill.)
Sinonim :
= E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn.

Familia :
Apiaccae (Umbelliferae)


Uraian :
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman.


Nama Lokal :
Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,; Pembengkakan saluran sperma (epididimis),; Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat atau jamur, meningkatkan penglihatan;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah masak (Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur sampai kering.

KEGUNAAN:
Buah bermanfaat untuk mengatasi : 
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual, 
  muntah, diare, 
- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, 
- batuk berdahak, sesak napas (asma), 
- haid: nyeri haid, haid tidak teratur, 
- air susu ibu (ASI) sedikit,
- putih telur dalam kencing (proteinuria), 
- susah tidur (insomnia), 
- buah pelir turun (orchidoptosis), 
- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), 
- pembengkakan saluran sperma (epididimis), 
- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis), 
- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya, 
- rematik gout, dan
- keracunan tumbuhan obat atau jamur. 

Daun berkhasiat mengatasi : 
- batuk, 
- perut kembung, koilk, 
- rasa haus, dan 
- meningkatkan penglihatan. 

CARA PEMAKAIAN :
Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum. 
Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka. 
Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin. 

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Batuk 
    a. Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2 
       cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok
       teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali 
       sehari, sampai sembuh. 

    b. Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 
       kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum, 
       bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang 
       jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong 
       seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 
       setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali 
       sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

2. Sesak napas 
    a. Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok 
       makan air panas. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari, 
       sampai sembuh.

    b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 
       jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun 
       poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 
       3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi 
       lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira 
       separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. 
       Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

3. Sariawan
    Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 
    1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, sisik naga 1/5 genggam, 
    daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 
    1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, 
    rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci 
    dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus 
    dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah 
    dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 
    3/4 gelas. 

4. Haid tidak teratur 
    Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam, 
    jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari, 
    bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu 
    sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. 
    Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 
    tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari, 
    masing-masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan obat atau jamur 
    Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan 
    setengah cangkir arak. Minum selagi hangat. 

5. Batu empedu 
    Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air 
    panas. Min

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil). KANDUNGAN KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.

Sambiloto

Sambiloto

(Andrographis paniculata Ness.)
Sinonim :
= Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.

Familia :
Acanthaceae

Uraian :
I. Uraian Tumbuhan. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 700 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm - 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 7 bulan · Suhu udara : 250 C - 320 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 200 cm - 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,5 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m


Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.

INDIKASI :
Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi: 
- hepatitis, infeksi saluran empedu,
- disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), 
  abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas 
  (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga 
  tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi, 
- demam, malaria,
- kencing nanah (gonore), 
- kencing manis (DM), 
- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), 
- darah tinggi (hipertensi), 
- kusta (morbus hansen = lepra), 
- leptospirosis, 
- keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut, 
- kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) 
  dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru. 

CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari,  4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul. 

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid 
    Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2 
    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan 
    madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari. 

2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru 
    Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai 
    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum 
    sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 

3. Disentri 
    Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan 
    selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang 
    terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g 
    sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali 
    masing-masing 1/3 bagian. 

4. Influenza, sakit kepala, demam 
    Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air 
    panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 - 4 kali sehari.

5. Demam 
    Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 
    1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang 
    digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.  

6. TB paru
    Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu 
    secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 
    cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap 
    kali minum 15 - 30 pil. 

7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi 
    Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2 
    cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. 
    Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali. 

8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis 
    Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan 
    air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum
    sekaligus. 

9. Faringitis 
    Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air 
    matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.

10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi 
     Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air 
     sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali 
     sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling 
     halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga. 

11. Kencing manis 
     Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus 
     dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin 
     disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 

12. Kencing nanah 
     Sebanyak 3 tangkai sambilo

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978). 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988). 9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. Soemiati** dan Lily Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta Perhipba No.Flll, Jan-Maret 1995). 10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida (Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat Indonesia vol. 3 No. 1, 1996).